Kenapa perempuan mudah menangis?

Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, “Ibu, mengapa ibu menangis?”
Ibunya menjawab, “Sebab ibu adalah perempuan, nak.”

“Saya tidak mengerti ibu,” kata si anak.

Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kau memang tak akan mengerti.”

Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis?”
“Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas,” sang ayah menjawab.

“Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”

Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?” Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar
jawapannya:

“Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.

Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

“Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telah membesar.

“Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

“Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.

“Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam apa jua keadaan dan situasi. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak- anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.

“Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi pelindung baginya.
Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak..?

“Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

“Dan akhirnya, Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah “air mata kehidupan.”

Sumber: http://www.tentangcinta.com/artikel-cinta/kenapa-perempuan-mudah-menangis/

Asal-Usul Arab dan Yahudi Bukan Berasal dari Ibrahim

Nenek moyang bangsa Yahudi berasal dari bangsa Phoenix yang menyebar hingga ke wilayah Arab ke utara. Dan bangsa Phoenix yang pernah berjaya di Yunani akhirnya tercerai-berai melarikan diri dari pembantaian oleh bangsa yang datang dari laut, yang menyembah dewa-dewa laut yang dinamakan "Philistine Godess".
Minoan of Crete bersama dengan ras-ras Megalithic lainnya dari Eropa Barat secara arkeologis terbukti sebagai pencipta, pembuat, dan pembangun Monumen Megalithic akhir di berbagai tempat di Eropa seperti: Stonehenge di Inggris. Dari segi budaya, bangsa-bangsa Minoan bersama ras-ras Megalithic ini menyembah dewa-dewi yang sama.
Jauh ke belakang sekitar 1500 tahun sebelum Masehi, Crete musnah dilanda gempa bumi yang berpusat disekitar pulau Santorini. Musnahnya Crete membuka jalan penyerbuan bangsa Yunani ke pulau Santorini yang dalam sejarahnya membentuk kekuatan bangsa laut (Sea People) yang menyembah dewa-dewi Philistine yang dalam sejarahnya kita kenal sebagai BANGSA PHILISTINE. Dalam masa inilah bangsa Hebrew yang dianggap nenek moyang bangsa Yahudi kemudian bergabung bersama membentuk kekuatan yang memerangi bangsa Kanaan.
Gabungan bangsa Hebrew dan bangsa laut yang menaklukan bangsa Kanaan inilah yang mulanya menyembah dewa-dewi Philistine namun kemudian belakangan membentuk agama-agama baru yang menjadi permulaan dari agama Yudaisme.
Minoan dan kepercayaan Philistine menyembah dewa dewi yang sama yaitu si Mahabesar dewa-dewi laut Philistine. Salah satu dewi Philistine yang disembah bangsa Philistine ini adalah DEWI ASTORETH yang merupakan satu dari dewa-dewi di pusat permulaan lahirnya agama Hebrew. Berdasarkan bukti-bukti inilah kemudian dipastikan bahwa Raja Solomon (abad 10 sebelum Masehi) juga seorang yang menyembah dewi Astoreth ini.
Namun dengan munculnya agama baru yang menyembah Yahweh, bangsa ini kemudian dikenal sebagai bangsa Yahudi. Menyembah Yahweh mewajibkan umatnya menghancurkan peninggalan lama dewa-dewi Philistine yang dulu disembah nenek moyangnya. Bangsa Yahudi inilah yang kemudian melahirkan dongeng-dongeng asal usul mereka dari Ibrahim sebagai pelopor yang menemukan satu Tuhan yang dinamakannya sebagai Yahweh.
Akibatnya, tidak banyak catatan yang bisa ditemukan dalam agama Yahudi yang bisa menceritakan tentang dewa-dewi yang disembah nenek moyang mereka, karena ilustrasi tentang Ibrahim the founder melarang mereka untuk menyembah dewa-dewi malah mewajibkan memusnahkannya.
Budaya para penganut atau penyembah dewi Astoreth inilah yang secara significant menganut system kekeluargaan yang berorientasi kepada Matriarchal.
Judaism became fiercely patriarchal but was it possible that the Goddess had survived? There is much evidence to show this is the case. We know very little about the true nature of Goddess worship to the early Hebrews, but we know plenty about the Goddess of the Minoans andprobably of all the Megalithic peoples of Stone Age Europe.
Dengan membawa kepercayaan Ibrahim inilah kemudian bangsa Yahudi ini berekspansi ke utara memperbudak bangsa-bangsa Nomad yang kemudian kita kenal sebagai bangsa ARAB. Bangsa-bangsa Nomad yang kehidupannya sehari-hari hanyalah merampok pedagang-pedagang Yahudi akhirnya bisa ditundukkan sebagai budak-budak yang bertugas mengangkut berbagai hasil bumi dan hasil seni orang-orang Yahudi ini ke negara-negara sekitarnya. Kerjasama para budak inilah kemudian melahirkan dongeng tentang Ibrahim the founding father bangsa Yahudi yang menyetubuhi budaknya yang melahirkan Ismael yang dinyatakan mereka sebagai asal usul para budak. Tujuan dongeng terutama dalam agama apapun, tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk mengikat loyalitas umatnya, juga dalam hal dongeng Ibrahim yang menyetubuhi budaknya tidak jauh dari tujuan loyalitas para budak itu sendiri.
Berbeda dengan pandangan peradaban modern sekarang ini, dongeng-dongeng tentang Ibrahim yang menyetubuhi budaknya tidak akan mengikat pendengarnya dengan loyalitas seperti di zaman dulu. Di zaman dahulu semua orang percaya akan adanya nasib di mana keturunan budak akan terus menjadi budak, dan asal seorang budak memastikan keturunannya juga diakui sebagai budak dan pandangan ini telah mendominasi pandangan manusia di masa itu. Sebaliknya seorang keturunan tuan, keturunan raja, keturunan majikan, maka akan terus turun temurun menjadi tuan, menjadi raja, dan menjadi majikan. Kekerasan hidup bangsa Yahudi inilah yang kemudian bertransformasi budayanya menjadi penganut system kekeluargaan yang berorientasi kepada Patriarchal yang absolut.
Munculnya kepercayaan Yudaisme ini pula yang kemudian mencetuskan perang antara penganutnya dengan penganut-penganut kepercayaan lama kepada dewa-dewi Philistine. Orang-orang Yahudi menggunakan budak-budak mereka untuk menghancurkan segala patung-patung Philistine.
Demikianlah, meskipun bangsa Yahudi dan bangsa Philistine berasal dari bangsa dan bahasa yang sama yaitu "Hebrew", namun akibat kemudian mereka menjadi beda kepercayaannya, maka mereka turun temurun menjadi saling bermusuhan. Di lain pihak, para budak Yahudi yang bersama majikannya menikmati suka duka yang sama dalam memerangi kekuatan penganut Philistine, akhirnya merasa menjadi saudara meskipun asal usul rasnya maupun bahasanya sangatlah berbeda.
Keberhasilan memusnahkan penganut Philistine, menciptakan titik tolak berbalik, para budak Yahudi kemudian memberontak, mereka merampok, memerangi, dan membunuhi bekas majikannya yang dirasakannya tidak adil. Budak-budak pemberontak inilah yang belakangan oleh orang-orang Yahudi dinamakan sebagai orang ARAB.
Meskipun budak-budak Arab ini memerangi majikannya Yahudi, namun budak-budak ini juga masih merupakan penganut Yudaisme, hingga munculnya nabi baru, yaitu Muhammad yang kemudian merubah sejarah dan budaya masa lalu baik budak-budak Arab ini maupun nasib bekas majikannya Yahudi.
Kalau kita kembali kepada klaim Arab Palestina yang menuntut negara Palestina, bisa dipastikan bahwa Arab Palestina ini tidak mewakili para budak Arab yang memerangi majikannya Yahudi di masa lalu, semuanya sudah berbeda karena Arab Palestina ini adalah orang-orang Arab pengikut Muhammad yang bukan budak-budak Yahudi lagi. Selain mereka berbahasa Arab juga beragama Islam. Sebaliknya budak-budak Arab yang bersaudara dengan Yahudi dulunya adalah penganut Yudaisme dan berbahasa Hebrew.
Perbedaannya terletak kepada perkembangan mereka. Para budak Arab yang bekerja untuk majikan Yahudi memang berasal dari bangsa-bangsa Nomad di sebelah utara. Sebaliknya orang-orang Arab yang menjadi pengikut Muhammad, meskipun juga berasal dari bangsa-bangsa Nomad di utara namun mereka bukanlah budak ataupun taklukan orang-orang Yahudi. Secara ras budak-budak Arab keturunan Ismael dalam dongeng Ibrahim memang berasal dari bangsa-bangsa Nomad di utara, namun secara historis, asal usulnya sama sekali berbeda dan tidak ada kaitannya meskipun sekarang tetap dinamakan Arab.
Bangsa-bangsa Nomad di utara terdiri dari banyak sekali suku-suku bangsa yang tidak tercatat dalam sejarah bahkan tidak ada catatannya. Bagaimana mungkin semua bangsa-bangsa Nomad di Utara hanya disederhanakan istilahnya dan dikelompokkan kedalam bangsa Arab meskipun mereka terdiri dari kumpulan-kumpulan yang sama sekali berbeda baik bahasa maupun kepercayaannya. Hanya kelompok bangsa Nomad dari utara yang berhasil ditaklukan orang-orang Yahudi itu sajalah yang sebenarnya dinamakan sebagai brother yang juga dijadikannya sebagai budak-budak.
Kalau konteks nama "Palestinian" masih mau dikaitkan dalam konflik sekarang, maka sudah jelas, orang Yahudi itulah yang bisa mewakili bangsa Palestinian yang asli !!! Sebaliknya orang-orang Arab sama sekali tidak terkait dengan nama-nama apa pun selain nama-nama yang dilahirkan sejak munculnya the Founder bangsa Arab yaitu Nabi Muhammad. Perlu anda semua ketahui, bahwa pengikut Muhammad tidak lagi mengakui masa lalu mereka yang menyembah dewa-dewi bahkan kitab Suci Alquran sendiri telah mencatatnya bahwa sebelum datangnya Islam, masa lalu bangsa Arab sangat gelap, hitam pekat yang oleh mereka dibuat istilah khusus untuk hal ini yaitu " masa Jahiliyah".
Ny. Muslim binti Muskitawati.
sumber: http://groups.yahoo.com/group/istiqlal/message/96794

Sepetak Tanah

Pada zaman dahulu tersebutlah seorang raja yang dermawan dan kaya raya. Wilayah negeri yang ia perintah pun luas tak terkira. Pada suatu hari sang raja berulang tahun. Pada hari itu ia mengumumkan, "Barangsiapa sanggup berjalan paling jauh sehari penuh, maka tanah seluas titik awal sampai titik akhir perjalanannya boleh menjadi miliknya."
Maka beberapa orang rakyatnya pun mendaftarkan diri mengikuti sayembara tersebut. Salah seorang di antaranya adalah pria yang terkenal serakah. Belum apa-apa ia sudah berpikir, "Ah, aku harus menjadi yang terdepan. Aku harus menjadi juara sayembara ini. Aku harus berlari paling jauh sehingga hadiah ini menjadi milikku."
Maka ketika perlombaan dimulai, pria tersebut langsung berlari meninggalkan para pesaingnya. Ia berlari dan terus berlari. Dalam benaknya yang ada hanya semboyan, "Aku harus berlari sekencang-kencangnya. Aku harus menang. Aku harus menempuh perjalanan paling jauh. Aku harus jadi yang terbaik. Aku harus mendapatkan tanah seluas-luasnya."
Tak pelak lagi, pria tersebut jauh meninggalkan para pesaingnya. Ia terus berlari dan berlari. Para pesaingnya sudah banyak yang menyerah karena tertinggal jauh. Namun ia tidak peduli. Ia tidak berhenti sampai di situ saja.
"Aha, mereka sudah jauh tertinggal di belakang. Aku sudah pasti menang. Tapi jarak yang kutempuh masih terlalu pendek. Aku harus mendapatkan tanah yang seluas-luasnya. Harus," begitu ujarnya sambil berlari.
Pria itu pun terus berlari meskipun sudah jelas-jelas ia menjadi pemenang sayembara tersebut. Siang itu sama sekali ia tidak mau beristirahat. Meskipun perutnya lapar dan tenggorokannya kering namun ia tidak peduli. Sedikit pun ia tidak sudi beristirahat. "Aku harus mendapatkan tanah seluas-luasnya. Harus."
Waktu pun terus berlalu. Pria itu mulai terlihat sempoyongan. Tenaganya sudah benar-benar terkuras habis. Napasnya sesak terputus-putus. Akhirnya ia pun roboh tak sadarkan diri.
Ketika tim penilai datang dan menemukannya sudah tergeletak di tengah jalan, mereka pun langsung memeriksa keadaan pria itu. Ketua tim terkejut dan berteriak, "Gawat, ia sudah mati! Pemenang sayembara ini sudah mati kehabisan tenaga."
Laporan pun segera sampai di telinga sang raja. Setelah diam sejenak, raja berkata, "Itulah manusia. Seluas apa pun tanah yang ia inginkan, pada akhirnya yang ia perlukan hanya sepetak saja. Hanya sepetak tanah saja yang ia butuhkan."




Suku Kanibal

Dua orang kanibal - ayah dan anak - sedang bersembunyi mengintai mangsa.
Si anak berkata, "Lihat, Ayah! Ada orang lewat! Mari kita sergap dia!"
Si ayah menjawab, "Jangan, orang itu terlalu kurus. Mana cukup untuk kita sekeluarga?"
Beberapa menit kemudian lewat seorang bertubuh gemuk.
"Nah, kalau yang ini pasti dagingnya banyak," ujar si anak.
"Kalau yang ini jangan!" cegah ayahnya. "Orang itu terlalu gemuk, pasti banyak lemak dan kolesterolnya. Tidak baik untuk kesehatan kita. Sumber penyakit."
Akhirnya, beberapa menit kemudian lewat seorang wanita cantik.
"Nah, kalau yang ini pasti rasanya lezat. Kita tangkap dia, Ayah?" tanya si anak tidak sabar.
"Benar juga," sahut si ayah. "Kita tangkap dia dan kita bawa pulang. Nanti malam kita makan ibumu saja."


Cacing dan Ayam

Seorang pemuda suka sekali begadang dan berfoya-foya. Hampir setiap malam dia pergi keluar dan pulang pada pagi harinya. Ayahnya merasa kesal karena anaknya itu selalu bangun kesiangan akibat terlalu capek begadang semalaman. Akibatnya, si anak menjadi malas berangkat kerja karena setiap hari hanya tidur-tiduran di rumah.
Maka pada suatu kesempatan sang ayah pun menegur anaknya itu, "Nak, setiap hari waktumu hanya kau habiskan untuk tidur dan tidur. Sama sekali tidak mau bekerja seperti yang lainnya. Apa kau tidak pernah belajar dari ayam? Coba lihat, ayam yang bangun paling pagi tentu mendapat cacing paling banyak daripada ayam yang bangun kesiangan."
"Tapi, Ayah, bagaimana dengan nasib cacing-cacing itu?" tanya si anak. "Mereka juga bangun pagi-pagi, tapi kenapa bernasib sial menjadi santapan ayam-ayam tadi?"
"Kau salah, Nak!" jawab sang ayah tersenyum. "Cacing-cacing itu baru saja pulang dari begadang."



Racun yang Menghidupkan

Tersebutlah seorang pengusaha sukses yang kaya raya. Perusahaannya berkembang begitu pesat dan sudah go internasional. Namun, apa hendak dikata. Ketika krisis global melanda, perusahaannya pun terancam gulung tikar. Stress, bingung, dan pusing memenuhi pikiran sang pengusaha.
Urusan di kantor begitu memusingkan, urusan rumah tangga pun tiada berbeda. Setiap hari ia uring-uringan dengan istrinya. Anak-anaknya menjadi liar karena kurang perhatian darinya. Urusan pendidikan diserahkan begitu saja kepada sang istri karena yang ada dalam pikiran si pengusaha hanya mencari harta dan harta.
Ketika beban semakin menghimpit. Tekanan datang dari sana dan sini. Tagihan bank pun terus mendesak, si pengusaha akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Namun sebagaimana manusia pada umumnya, bunuh diri adalah suatu hal yang menakutkan.
Si pengusaha pun mendatangi seorang psikiater ternama untuk meminta pertimbangan darinya. Tentu saja sang psikiater menyarankan agar si pengusaha mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Segala nasihat yang dilancarkan si psikiater tidak memuaskan hati si pengusaha.
Kecewa dengan psikiater pertama, si pengusaha pun menemui para psikiater lainnya. Namun kejadiannya sama saja. Setiap kali si pengusaha mengutarakan keinginannya untuk bunuh diri, para psikiater yang ditemuinya selelu saja mencegah dan melancarkan jurus-jurus nasihat bermacam-macam.
Sampai akhirnya si pengusaha bertemu seorang psikiater yang benar-benar berbeda. Konon dalam dunia psikologi, orang ini dijuluki sebagai sang psikiater aneh. Ketika si pengusaha menceritakan kisah pahit kehidupannya, si psikiater aneh hanya manggut-manggut saja. Bahkan, ketika cerita si pengusaha sampai pada bagian: "Saya ingin bunuh diri", si psikiater masih saja manggut-manggut seolah memberi dukungan.
Si pengusaha heran bercampur bingung. Dari sekian banyak psikiater yang ia temui, baru kali ini ada yang mendukung niatnya untuk bunuh diri. Bahkan, psikiater itu berkata, "Saya punya racun yang paling nikmat di dunia ini. Jumlahnya ada dua botol, rasanya manis. Botol pertama berisi ramuan yang bisa menenangkan perasaan Anda. Jika meminum racun pada botol pertama maka Anda dijamin lebih siap mental untuk mati. Sementara botol kedua berisi ramuan yang sangat mematikan. Jika Anda minum racun kedua maka Anda akan jatuh tertidur dan setelah itu nyawa Anda akan melayang dengan sangat nikmat. Bagaimana?"
Si pengusaha tertegun ragu-ragu. Namun mengingat himpitan masalah yang sedang malanda dirinya, ia pun membulatkan tekad untuk mengambil kedua botol tersebut. Si psikiater pun membacakan aturan pemakaiannya.
"Racun pada botol pertama Anda minum nanti malam. Sedangkan botol kedua Anda minum besok malam. Jangan diminum bersama-sama karena Anda bukannya mati malah menderita berkepanjangan."
Si pengusaha pun berterima kasih dan segera pulang. Malam itu menjelang tidur dia meminum isi botol pertama sampai habis. "Rasanya benar-benar manis. Ini adalah racun paling nikmat yang pernah ada."
Pagi harinya si pengusaha merasa jiwanya begitu tenang. Dia berkata, "Hari ini aku sudah setengah mati. Hari ini adalah hari terakhir aku hidup di dunia ini. Tidak ada salahnya kalau aku bersikap lebih baik kepada semua orang di sekitarku."
Maka, pagi itu si pengusaha pun berangkat kerja dengan penuh semangat. Di sepanjang jalan ia mengumbar senyuman. Lebih-lebih lagi ketika masuk ke dalam kantornya. Mulai dari satpam, resepsionis, para staf, manajer, bahkan cleaning service semua mendapat perlakuan istimewa hari itu. Para karyawan bertanya-tanya, "ada apa sebenarnya ini? Mengapa si bos mendadak berubah. Biasanya setiap hari Beliau suka marah-marah, kenapa hari ini begitu baik dan menyenangkan?"
Begitulah, hari itu pun berlalu dengan begitu indah. Para karyawan bekerja dengan penuh semangat. Si pengusaha tidak memaksa mereka bekerja sampai larut malam. Mereka diizinkan pulang sebelum jam lima sore. Para karyawan pun bergembira. Mereka berjanji besok akan kembali ke kantor dengan penuh semangat, tanpa keterpaksaan.
Begitu pulang ke rumah si pengusaha kembali berpikir, "Hari ini aku hidup untuk yang terakhir kalinya. Istri dan ank-anakku sering kutinggalkan untuk urusan bisnis. Hari ini aku ingin mengajak mereka bersenang-senang.
Maka perubahan pun tidak hanya terjadi di kantor saja. Di rumah pun suasana terlihat sangat bahagia. Istri dan anak-anak terkejut melihat perubahan sang pengusaha, namun dalam hati mereka merasa sangat bahagia. "Andai saja sejak dulu Papa seperti ini, mungkin kami akan selalu hidup bahagia." Malam itu mereka pergi keluar, makan, minum, nonton film, karaoke keluarga, dan hiburan lainnya yang menambah keakraban. Sedikit pun si pengusaha tidak menyinggung masalah perusahaan di hadapan keluarganya.
Dalam perjalanan pulang si pengusaha selalu berpikir bahwa hidup ternyata sangat indah apabila kita saling menyayangi, saling tersenyum satu sama lain, saling menghargai keberadaan orang lain di sekitar kita. Selama ini yang ada dalam benak si pengusaha hanya uang dan materi. Sedikit pun ia tidak peduli dengan perasaan orang di sekitarnya. Biasanya ia bertengkar dengan istri dan anknya, namun malam itu ia merasa begitu akrab tertawa bersama mereka. Biasanya ia mendapat senyuman palsu dari para karyawan, namun hari itu ia mendapatkan senyuman yang benar-benar tulus dari mereka.
Maka, malam itu si pengusaha pun memutuskan untuk mengembalikan botol yang kedua. Setelah anak dan istrinya tidur, ia menyelinap keluar dan melaju menuju rumah si psikiater. Si psikiater sendiri belum tidur, seolah mengetahui kalau si pengusaha akan datang.
Ketika si pengusaha menyampaikan maksudnya untuk mengembalikan racun kedua, si psikiater menjawab, "Ini bukan racun tapi sirup biasa. Yang menyembuhkan Anda bukan nasihat dari psikiater, tapi tekad dan semangat Anda untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. Kasih sayang Anda kepada sesama merupakan obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan sakit Anda."
Si pengusaha tertegun. Ia merasa telah dibohongi oleh si psikiater. Namun ia juga sangat berterima kasih kepada orang itu yang telah berhasil membukakan mata hatinya, bahwa hidup itu indah kalau kita saling menghargai dan menyayangi.




 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates